Medan, buanapagi.com – Meski sudah hampir lima bulan Virus Covid 19 menyebar ke seluruh penjuru termasuk di Kota Medan yang kini keseluruhan kecamatan berstatus zona merah, tidak membuat 100 persen masyarakat percaya Virus yang mendunia itu ada.
“Sebagian masyarakat percaya dengan Covid dan ada juga sebagian masyarakat tidak percaya dengan Covid. Oleh karena itu kita minta Dinas Kesehatan Kota Medan melalui petugas Puskesmasnya agar benar-benar gencar menyosialisasikan serta meyakinkan kepada masyarakat luas bahwa Covid itu memang ada,” pinta Wakil Ketua Komisi II DPRD Medan Sudari ST kepada Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan Edwin Effendi didampingi anggota Komisi II DPRD Medan Afif Abdillah, Selasa (14/7/2020).
Jika dilihat sejak diberlakukannya karantina kesehatan, lanjut politisi PAN ini, peningkatan jumlah yang positif Pandemi ini dari 100 orang yang positif kini sudah 1.500 orang. “Artinya, karantina kesehatan kalau dievaluasi dari kegiatannya, makanya saya tidak tahu tim gugus tugas ini sudah melakukan evaluasi atau tidak terhadap kegiatan ini dengan melihat bahwasanya sampai saat ini sudah 1.500 positif,”cecarnya.
Bahkan sekarang muncul lagi Perwal 27 No. 20 Tahun 2020 tentang Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB). Di satu sisi isi Perwal ini memang melarang namun di sisi lain sedikit melonggarkan bagaimana agar kegiatan ekonomi berjalan. “Tapi jika diamati dari pasal per pasal yang ada dalam Perwal itu sepertinya justru sulit diimplementasikan,” kritiknya.
Ketua Fraksi PAN DPRD Medan ini mengilustrasikan di Pasar 17 Martubung. Kegiatan di pasar tradisional tersebut jika diterjemahkan ke dalam Pasal tersebut, bahwa setiap pasar tradisional wajib membuat gugus tugas mandiri sudah bertentangan. Di sana tidak ada pemberlakuan protokoler kesehatan. Jangan jauh-jauh, saat Pansus Covid DPRD Medan turun ke Pasar Petisah, yang notabene di depan kantor gugus tugs Kota Medan juga tidak disediakan tabung cuci tangan dan sarana pendukung untuk meminimalisir penyebaran virus tersebut.
“Makanya saya pesimis Perwal ini bisa terimplementasi. Ini juga perlu kajian bagi Dinas Kesehatan sebagai salah satu tim gugus tugas dalam mengcreate suatu Perwal,” kritiknya lagi.
Oleh karena kondisi tersebut, lanjut Sudari, tolonglah petugas di puskemas terus gencar melakukan sosialisasi. Apalagi daerah Medan Utara. Kemarin saja ada jenazah dibawa lari dan kita tidak tahu ceritanya bagaimana. Dan plastik penutup jenazah dibuka, dimandikan. Lalu bagaimana Dinas Kesehatan mengontrol hal ini. Ada tidak keluarga yang membawa jenazah tersebut dites.
“Saya dengar plastik mayatnya dibuka. Keluarganya diswab atau tidak. Kalau keluarganya sehat-sehat saja, itulah yang membuat mereka tidak akan percaya akan adanya Corona. Jangan sampai seperti itu terjadi lagi. Kalau saya sangat percaya ada Corona. Tapi yang saya ragukan tentang pengetesan analisa Polymerase Chain Reaction (PCR) nya. Boleh dibilang, boleh ditanya semakin banyak laboratorium yang melakukan PCR maka akan semakin banyak masyarakat terungkap terinfeksi yang positif Corona,” tandasnya.
Menanggapi permohonan dewan tersebut Kadis Kesehatan Kota Medan Edwin Effendi hanya diam.(bp1)