Ekonomi

Banjir Mulai Surut, Tekanan harga Kebutuhan Pokok Mulai Melemah

Medan, buanapagi.com – Harga sejumlah kebutuhan pangan pokok di Sumut khususnya Medan, Langkat, Deli Serdang serta sejumlah wilayah lain yang terdampak bencana banjir sudah mulai mengalami penurunan. Berdasarkan hasil pemantauan melalui PIHPS, harga cabai merah yang pada saat banjir besar melanda dijual hingga 40 ribu per Kg, pada hari ini turun dikisaran 29.100 di kota medan.

Sementara cabai rawit yang saat banjir melanda di transaksikan sekitar 28 ribu per Kg, saat ini mengalami kenaikan dikisaran 33.600 per Kg di kota medan. Untuk cabai rawit karena jalur distribusi terlampau jauh, gangguan distribusi masih sangat dirasakan sehingga harganya masih lebih tinggi dibandingkan dengan harga saat banjir besar melanda.

“Tidak hanya cabai saja, sejumlah bahan pangan horikultura lainnya juga sudah mengalami penurunan. Seperti harga tomat yang sudah turun sekitar 1.000 hingga 2.000 per Kg, dan saat ini ditransaksikan dikisaran harga 17/18 ribu per Kg nya. Selebihnya harga komoditas lainnya terpantau bergerak stabil. Sampai hari ini memang jalur distribusi pangan belum sepenuhnya normal”, ujar Ketua Pemantau Pangan Sumut Benjamin Gunawan, Jumat (29/11/2024).

Tetapi, sebut Gunawan, sudah membaik dibandingkan dengan hari Rabu kemarin. Jika tidak ada aral melintang dan dengan adanya dukungan cuaca yang membaik. Maka harga kebutuhan pokok akan mulai ditransaksikan di titik keseimbangan baru pada akhir pekan ini. Cuaca buruk belakangan ini bukan hanya merugikan konsumen karena harga kebutuhan pangan naik signifikan.

Disebutkannya, petani juga dirugikan karena panen menjadi tertunda, dan buah dari tanaman banyak yang busuk. Selain itu, jalur distribusi menjadi lebih lama dan mahal karena gangguan tanah longsor. Pedagang dirugikan dengan banyak komoditas pangan yang membusuk, yang pada akhirnya harus dikompensasi dengan kenaikan harga komoditas itu sendiri.

“Jalur distribusi yang paling signifikan terganggu akibat cuaca buruk belakangan ini adalah tanaman hortikultura. Sementara untuk jenis tanaman pangan dan peternakan, jalur distribusinya masih tidak begitu terganggu. Walaupun tetap saja terdampak dengan memburuknya cuaca belakangan ini”, pungkasnya.(bp/r)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *