Ragam

Pelaksanaan Tahlil Dan Tahtim Atas Meninggalnya H Anif Digelar di Tiga Tempat Lokasi Yang Berbeda

Medan, buanapagi.com – Pelaksanaan tahlil dan tahtim pada malam pertama yang digelar atas meninggalnya H Anif, di Masjid Al Musannif Cemara Asri, Rabu (25/08/2021).

Musa Rajekshah, Kamis (26/08/2021) mengatakan, beliau (Almarhum H. Anif) berkata, umur dan ilmu untuk semua makhluk.

Dengan adanya kabar meninggalnya tokoh Sumatera Utara (Sumut) H Anif (Musannif) Bin Gulrang Shah, telah banyak menimbulkan duka mendalam bagi sejumlah kalangan Masyarakat.

Hal tersebut terlihat dari banyak para kolega, kerabat, serta orang-orang yang mengenal sosok Almarhum, yang ingin turut serta melaksanakan fardu kifayah, hingga menuju ke pemakaman, Rabu (25/08/2021) sore.

Begitu juga dengan pelaksanaan tahlil dan tahtim, pada malam pertama yang digelar atas meninggalnya H Anif, yang merupakan orang tua Wakil Gubernur (Wagub) Sumut, Musa Rajekshah, juga ramai dihadiri Masyarakat.

Pihak keluarga sendiri menggelar tahlilan ini di tiga tempat terpisah dengan waktu bersamaan, yakni di Masjid Al Musannif Cemara Asri, Masjid Silalas Jalan Sei Deli dan rumah duka Almarhum, di Jalan Tembakau Deli Medan.

Juga diikuti berbagai kalangan secara virtual, dari berbagai Daerah Kabupaten Dan Kota.

Dalam kesempatan ini, Wagubsu, Musa Rajekshah memilih untuk menghadiri tahlilan malam pertama Ayahandanya di Masjid Al Musannif, ditemani Pamannya, Kodrat Shah.

Masjid Al Musannif sendiri, merupakan lokasi pemakaman H Anif, yang sebelumnya dibangun oleh Almarhum.

Sebagai anak, Musa Rajekshah  mengucapkan ribuan terima kasih atas kesedian waktu ahli Takziah yang datang pada saat Fardu Kifayah, hingga Tahlilan malam ini.

Dia mengaku, meninggalnya Ayahandanya pada pukul 04.15 WIB tadi, masih seperti mimpi.

“Pada saat Almarhum sakit sekitar 3 Minggu, saya bersama kakak dan adik, bahkan sampai tadi malam masih tidur di kamar Almarhum, ini rasanya seperti mimpi.

Tapi itu semua sudah ketentuan Allah SWT, tidak ada sedikit pun kita bisa menahannya, karena sudah tercatat di Lauhul Mahfuz dan kita juga akan menyusul,” ucap Musa Rajekshah.

Musa Rajekshah yang akrab disapa dengan panggilan Bang Ijeck menceritakan, selama sakit Almarhum tidak pernah mengeluhkan sakitnya, walaupun secara fisik, anak-anaknya mengetahui dia sakit.

Bahkan, lanjut ijeck, meski dalam keadaan sakit, Almarhum selalu menyatakan, agar menyiapkan makanan kepada siapapun yang datang.

“Kepada saya juga, walaupun sedang sakit, beliau juga selalu menanyakan apakah sudah sarapan,” kenangnya.

Ijeck menuturkan, sampai saatnya yang terakhir, Ayahanda H Anif berpesan kepada anak-anaknya, agar tetap terus akur.

Dan Almarhum juga menyatakan, apa yang dicarinya selama ini, bukan untuk dirinya, tetapi untuk anak cucunya semua.

“Banyak hal yang kami dapatkan dari Almarhum.

Beliau juga berkata bahwasanya umur dan ilmu bukan hanya untuk diri sendiri dan keluarga saja, tetapi untuk semua makhluk,” ucapnya.

Dalam tahlilan ini, Musa Rajekshah juga kembali menyatakan niatnya, untuk mewujudkan cita-cita sang Ayah, untuk membangun 99 Masjid dan Pesantren.

Khusus untuk Pesantren, H Anif, memiliki keinginan melihat anak-anak mempunyai Ilmu Agama dan Ilmu Dunia, untuk bekalnya masa depannya.

“Beliau berkata, kalau diberikan Allah umur, saya ingin melihat 99 ini terbangun, saya ingin melihat pesantren untuk anak-anak dan Insya Allah, kami akan meneruskan semuanya,” pungkas Bang Ijeck.

Sementara itu, Kodrat Shah meminta agar Almarhum terus diberikan doa. Kepada anak dan cucu, dia meminta agar mengikhlaskan kepergian Almarhum.

“Kita doakan bersama, agar beliau dibebaskan dari siksa kubur dan api neraka, serta Amal Ibadah Almarhum, diterima oleh Allah SWT dan ia ditempatkan di Surga,” harapan Kodrat Shah. (bp/TS)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *