Medan, buanapagi.com – Kinerja mata uang Rupiah melemah sangat dalam pada perdagangan hari ini. Mata uang Garuda terpantau turun hingga menyentuh level 15.605 per US Dolar di sesi perdagangan siang. Pada dasarnya, ada banyak sentimen positif bagi Rupiah untuk menguat. Diantaranya adalah hasil FOMC Minutes The FED yang kian mendorong kemungkinan pemangkasan bunga acuan dalam waktu dekat, demikian dikatakan pengamat ekonomi Gunawan Benjamin, Kamis (22/8/2024).
“Selain itu. Imbal hasil US Treasury 10 tahun juga melemah ke level 3.79%, ditambah lagi USD Index juga melemah ke level 101.22. Jika merunut kepada kinerja sejumlah mata uang di Asia yang bergerak variatif terhadap US Dolar, maka mata uang Rupiah pada dasarnya berpeluang untuk bergerak seirama. Dan pelemahan rupiah yang sangat tajam bisa dipengaruhi oleh aksi demonstrasi pada hari ini”, ujar Gunawan Benjamin.
Sebelumnya, lanjutbya, viral di media sosial ada peringatan darurat Indonesia yang menggiring terjadinya aksi demonstrasi yang terjadi pada hari ini. Demonstrasi yang terjadi memang bisa memicu koreksi pada kinerja mata uang rupiah. Bisa mememicu kekuatiran pelaku pasar akan kondisi ekonomi Indonesia kedepan jika stabilitas politik di tanah air terganggu.
Tensi politik di tanah air memang tengah memanas saat ini. Namun, sulit memang untuk mengukur sebarapa besar dan seberapa jauh aksi demonstrasi tersebut memberikan tekanan terhadap pasar keuangan khususnya terhadap mata uang rupiah. Hanya saja, pada dasarnya Rupiah berpeluang untuk melawan tekanan US Dolar pada hari ini, karena US Dolar tengah diselimuti kabar buruk.
“Jadi kalau pelemahan rupiah dikaitkan dengan aksi demo besar yang terjadi pada saat ini, maka wajar saja jika rupiah dikaitkan dengan hal tersebut. Karena sejumlah faktor eksternal yang berpengaruh sudah terlewati, sehingga sisanya sentimen internal seiring dengan memanasnya tensi politik”, pungkasnya.(bp/r)
