Medan, buanapagi.com – Anggota DPRD Medan Dedi Akhsyari Nasution, ST meminta masyarakat Kecamatan Medan Denai untuk memberikan data yang akurat dimana saja daerah yang masih tergenang air atau banjir, agar dianggarkan pada tahun 2023 mendatang, demikian dikatakan Anggota Medan Dedi Akhsyari Nasution, ST pada reses masa sidang I tahun ketiga T.A 2021 di hadapan ratusan warga di Jl. Pancasila, Gg. Panjang, Lorong Karyasama, Kel. Tegal Sari Mandala III, Kec. Medan Denai., Sabtu (18/12/2021).
Reses tersebut turut dihadiri Safril mewakili Camat Medan Denai, M. Rizki Matondang selaku Lurah Tegal Sari Mandala III, Kepling serta tokoh masyarakat.
“Persoalan banjir dan sampah, memang saat ini menjadi keluhan utama masyarakat di setiap reses. Untuk itu, mari kita bersama-sama menjaga lingkungan tempat tinggal kita agar bersih dan bebas dari sampah”, ujar Dedi Akhsyari Nasution.
Politisi Gerindra itu mengatakan, penyebab banjir dikarenakan banyak parit yang tersumbat dan perlu di normalisasi. Agar genangan air dan banjir tidak terjadi lagi.
“Persoalan lampu penerangan jalan umum (LPJU) yang mati, kita akan meminta kepada Dinas Pertamanan dan Kebersihan Kota Medan untuk memasang tiang yang lampu yang rusak dan menghidupkan kembali LPJU”, kata anggota Komisi IV DPRD Medan tersebut.
Soal pengaspalan jalan, masyarakat Lk. VI, Lor. Sedar Rawa I Medan Denai bisa memberikan data dan mengajukan permohonan perbaikan jalan, agar dianggarkan pada APBD Kota Medan, kata Ketua Pansus RTRW DPRD Medan.
“Untuk itu, saya menghimbau kepada masyarakat agar menjaga kebersihan dengan tidak membuang sampah sembarangan. Karena Kecamatan Medan Denai telah punya Bank Sampah Anyelir. Jadikan sampah menjadi tabungan emas kita”, himbaunya.
Sementara Lurah Tegal Sari Mandala III M. Rizki Matondang mengatakan, dirinya telah meminta agar seluruh kepling memberikan data LPJU mati, jalan rusak, parit tersumbat serta daerah yang sering dilanda banjir, agar nanti bisa diprioritaskan perbaikannya.
Dalam kesempatan itu, Aswan Batubara warga Kel. Denai mengeluhkan banjir dan sampah yang berserakan.
Sementara itu, Rismawati Siregar warga Jl. Srikandi mengeluhkan cor parit tempat tinggalnya telah amblas.
“Cor parit tempat tinggal kami telah amblas dan yelah dilaporkan dan Dinas PU Kota Medan telah datang melihatnya. Tapi, sampai sekarang cor parit yang amblas tidak pernah diperbaiki mengakibatkan banjir kalau hujan turun, keluh Rismawati.
M. Iskan warga Jln. Denai yang juga pengurus bank sampah Anyelir menyebutkan, lahan bank sampah Anyelir sampai saat ini masih berstatus sewa. Dan masih membutuhkan lahan permanen. Dirinya berharap agar dengan adanya lahan yang permanen, bank sampah dapat menangani persoalan sampah dan memberikan sosialisasi untuk pengelolaan sampah, jelasnya.
Selanjutnya, Irawati warga Lk. VI Lor. Sedar Rawa I mengeluhkan pembangunan jalan yang tidak merata. Dikatakannya, sudah 20 tahun jalan daerah tempat tinggalnya tidak tersentuh pembangunan. Sementara, di daerah lain banyak jalan yang di aspal.
Erian warga Medan Denai mengeluhkan, banyaknya LPJU yang mati, terutama di TPU. Hanya dua LPJU yang hidup, dari tujuh tiang LPJU, katanya.
Selanjutnya dirinya mengeluhkan persoalan vaksin terhadap anak sekolah. Sebab, anak tetangganya tidak diizikan sekolah dikarenakan belum vaksin. Padahal si anak punya riwayat penyakit asma.(bp1)