Parapat, buanapagi.com – Untuk meningkatkan pemberdayaan ekonomi perempuan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Utara (Sumut) melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) mengadakan pelatihan penguatan industri rumahan, di Toba Hall, Hotel Inna Parapat, Jalan Marihat Nomor 1, Kabupaten Simalungun, Selasa (6/4/2021).
Acara bertajuk “Penguatan Industri Rumahan Untuk Memberdayakan Ekonomi Perempuan Melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR)” tersebut dibuka secara resmi oleh Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Sumatera Utara (Sumut) R Sabrina.
Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas pelaku industri rumahan, antara lain dengan perluasan jaringan kerja, pengelolaan usaha dengan manajemen keuangan yang baik, serta penambahan modal usaha bagi pelaku indutri rumahan.
Sabrina menyampaikan, perempuan memiliki peran dalam keluarga, serta dominan dalam pengembangan industri rumahan yang memiliki potensi besar di masyarakat. Jika dikelola dengan baik, akan dapat memberikan kontribusi pada peningkatan ekonomi keluarga.
“Berkembangnya pelaku industri rumahan di tengah pandemi Covid -19 sangat membantu perputaran ekonomi di Sumut, sehingga tergeraknya roda perekonomian yang berdampak bagi masyarakat,” ujar Sabrina.
Disampaikan juga, kendala terbesar para pelaku industri rumahan, umumnya terkait permodalan, pemasaran produk, kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dan pemanfaatan teknologi. Karena itu, diharapkan, melalui pelatihan ini para pelaku industri rumahan dapat memahami cara pengelolaan manajemen keuangan dan akses permodalan dari perbankan, dengan memanfaatkan program-program pemerintah, salah satunya dengan memanfaatkan program melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Sabrina juga berharap, para pelaku industri rumahan di sekitar kawasan Danau Toba, yakni Kabupaten Simalungun, Kota Pematangsiantar, Kabupaten Toba dan Kabupaten Samosir, dapat memahami bagaimana cara mengakses permodalam melalui perbankan dengan memanfaatkan KUR. Sehingga dapat mengembangkan usahanya dan mampu menggerakkan roda perekonomian daerah.
Para pelaku industri rumahan juga diingatkan, bahwa UMKM yang memproduksi jenis produk yang sama jangan dianggap menjadi saingan. Karena hal tersebut justru merupakan kekuatan dalam kelompok untuk saling membantu. “Kita ini harus menjadi ‘sapu lidi’, yang bersatu, lentur dan susah dipatahkan,” pesannya.
Untuk mengurangi penyebaran Covid-19, Sabrina juga berpesan kepada para pelaku UMKM agar dapat berperan menyosialisasikan tentang pentingnya menjaga protokol kesehatan dan mengurangi mobilitas dengan memanfaatkan teknologi.
Sementara narasumber dari PT Bank Sumut, Wiko Sucipto mengatakan pelatihan ini memperkenalkan berbagai jenis KUR yang bisa dimanfaatkan bagi para pelaku usaha rumahan, di antaranya, KUR Super Mikro dengan jumlah pinjaman Rp10 juta tanpa menggunakan agunan, KUR Mikro dengan jumlah pinjaman Rp50 juta dengan menggunakan agunan dan Koritel dengan jumlah pinjaman Rp50 juta – Rp 500 juta dengan jaminan dan perjanjian. Selain itu, PT Bank Sumut Juga memiliki produk lokal yakni Sahabat Insan Pengusaha Pemula (SIIP) yang ditujukan bagi usaha yang telah berjalan 6 bulan dengan adanya pendampingan dari PT Bank Sumut.
“Kami berharap dengan pelatihan ini pelaku industri rumahan memahami apa saja yang perlu disiapkan untuk bisa memanfaatkan dana KUR ini, sehingga membantu permodalan usaha,” katanya.
Turut hadir dalam pelatihan ini Kepala Dinas PPPA Sumut Nurlela, Kepala Dinas PPPA Kabupaten Simalungun Hormauli Purba, dan para pelaku indutri rumahan sebagai peserta pelatihan.(bp3)