Medan, buanapagi.com – Majelis Ulama Indonesia Sumatera Utara (MUI Sumut) mengimbau warganya, agar tidak melakukan takbiran keliling.
Imbauan itu sejalan dengan instruksi Kementerian Agama, melalui Surat Edaran No 07 tahun 2021 tentang Panduan Penyelenggaraan Salat Idulfitri Tahun 1442 H/2021 M di saat Pandemi Covid-19.
Ketua MUI Sumut, Maratua Simanjuntak, mengatakan imbauan itu semata-mata untuk menghindari kerumunan perayaan Idul Fitri, supaya tidak menimbulkan kluster baru penularan Covid-19.
“Kita minta, janganlah melaksanakan takbiran keliling. Karena sudah ada imbauannya. Cukup di Masjid saja,” ucap Maratua Simanjuntak, Rabu (12/05/2021).
Martua Simanjuntak mengatakan, lebih lanjut mengatakan, “Untuk itu, MUI Provinsi Sumatera Utara telah mengeluarkan beberapa imbauan, antara lain. Kepada Umat Islam, agar mempercepat untuk menunaikan zakat fitrah dan fidyah, tanpa harus menunggu malam Idulfitri, dan zakat harta (mall). Jika sudah tercapai nisab-nya tanpa harus menunggu haul-nya selama satu tahun penuh. Hal ini dimaksudkan untuk, membantu meringankan beban saudara-saudara kita yang ekonominya terdampak Pandemi COVID-19.
Kepada orang yang berzakat (Muzakki), hendaknya tidak mengumpulkan Umat Islam dalam penyaluran zakatnya, yang dapat menimbulkan kerumunan. Akan tetapi, cukup menunjuk perwakilan untuk membagikannya, atau memberikannya kepada amil zakat, Baznas setempat.
Takbiran cukup dilakukan di Masjid-masjid terdekat dengan kediaman saja dan tidak melakukan takbir keliling, yang berpotensi mengumpulkan orang banyak. Takbir yang dilakukan di Masjid dengan pengeras suara sampai ke luar hendaknya sampai pukul 22.00 WIB.
Sesuai dengan Fatwa MUI Nomor : 24 Tahun 2021, tentang Panduan Penyelenggaraan Ibadah di Bulan Ramadan dan Syawal 1442 H dan Surat Edaran Menteri Agama RI Nomor SE. 03 dan 04 Tahun 2021, tentang Panduan Ibadah Ramadhan dan Idul Fitri Tahun 1442 Hijriyah/2021, maka pelaksanaan salat Idul Fitri, bisa dilaksankan.
Pelaksanaan salat dapat dilaksanakan di Masjid atau lapangan terbuka, dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan (prokes), secara ketat, kecuali jika perkembangan Covid-19, semakin mengalami peningkatan berdasarkan pengumuman Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Wilayah, maupun Daerah masing-masing.
Umat Islam yang sedang sakit, khususnya flu, batuk, dan demam, sebaiknya melaksanakan salat Ied di rumah saja, bersama keluarga, demi menjaga kesehatan diri dan kenyamanan, serta kekhusyukan Jamaah salat Ied.
Imam dan Khatib, hendaknya memperpendek isi khutbah, dengan tetap memperhatikan keabsahannya secara syariat. Serta menjaga agar tidak kontak fisik dengan orang lain, seperti bersalaman dan berpelukan.
Khatib Idul Fitri, agar memanjatkan doa pada khutbah yang kedua, untuk keselamatan Nangsa dan Negara, khususnya terbebas dari Pandemi Civid-19″.pungkas Maratua Simanjuntak.
Pelaksanaan takbir dan salat Ied dilaksanakan, harus mematuhi protokoler kesehatan yang ketat, dengan tetap memakai masker, sering mencuci tangan, dan menjaga jarak.
Kepada MUI Kabupaten/Kota se-Sumatera Utara, agar membuat imbauan serupa, atau menyampaikan iimbauan ini kepada masyarakat luas, di Daerahnya masing-masing, dengan tetap berkoordinasi dengan Pemerintah setempat.
“Demikian imbauan MUI Provinsi Sumatera Utara ini diterbitkan, untuk selanjutkan dipedomani dan dilaksanakan sebagaimana mestinya. Kita mendoakan, semoga Sumatera Utara khususnya, dan Indonesia umumnya, bisa terbebas dari wabah Covid-19 Amin ya Rabbal Alamin,” pungkas Maratua Simajuntak. (bp/TS)