Jakarta, buanapagi.com – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menegaskan komitmen kuat Indonesia untuk menjadi pusat ekonomi dan keuangan syariah dunia. Hal tersebut disampaikan dalam pembukaan Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) ke-12 tahun 2025.
Dalam sambutannya, Perry Warjiyo menyampaikan rasa syukur atas terselenggaranya ISEF ke-12 sebagai wujud nyata kolaborasi nasional dalam memperkuat ekonomi syariah di tanah air. Ia menegaskan bahwa keberhasilan pembangunan ekonomi syariah merupakan bentuk pelaksanaan perintah Allah SWT sebagaimana termaktub dalam Al-Qur’an untuk menghadirkan kemajuan dan rahmat bagi seluruh alam (rahmatan lil ‘alamin).
“Tidak ada kekuatan yang dapat menghadirkan kebaikan kecuali atas kehendak Allah SWT. Karena itu, dengan semangat berjamaah, kita terus memperkuat kemandirian ekonomi dan pertumbuhan nasional melalui ekonomi dan keuangan syariah,” ujar Perry, Rabu (8/10/2025).
Perry menjelaskan bahwa ekonomi dan keuangan syariah kini telah menjadi bagian dari strategi utama pembangunan nasional sebagaimana tercantum dalam RPJPN 2025–2045. Ia memaparkan enam program strategis yang dikelompokkan ke dalam tiga pilar utama, yaitu:
1. Penguatan mata rantai ekonomi halal melalui pengembangan usaha pesantren, UMKM halal, serta rantai nilai industri halal.
2. Penguatan keuangan syariah melalui inisiatif sinergi perdagangan dan pembiayaan syariah, termasuk pengembangan ekosistem siswa dan pembiayaan kolaboratif.
3. Peningkatan literasi dan inklusi ekonomi syariah agar semakin banyak masyarakat memahami dan terlibat dalam sistem keuangan berbasis syariah.
“Dengan tiga pilar ini, kita ingin membangun mata rantai ekonomi syariah yang kuat — dari pesantren, UMKM, hingga eksportir nasional. Semua bergerak berjamaah untuk membawa Indonesia menjadi pusat ekonomi syariah global,” tambah Perry.
Selain itu, BI juga akan memperkuat sistem zakat, infak, sedekah, dan wakaf (ZISWAF) secara terintegrasi sebagai bagian dari pilar ekonomi syariah nasional. Perry menutup sambutannya dengan apresiasi kepada seluruh kementerian, lembaga, organisasi masyarakat, dan pondok pesantren yang telah berkontribusi dalam penguatan ekonomi syariah.
“Semoga Allah SWT senantiasa memudahkan dan memberkahi ikhtiar kita bersama untuk memajukan ekonomi dan keuangan syariah Indonesia, membawa kebaikan bagi seluruh umat,” tutupnya.
Ekonomi Syariah Jadi Motor Pertumbuhan Menuju Indonesia Emas 2045
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa pemerintah terus mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang inklusif dan berkelanjutan dengan menjadikan ekonomi syariah sebagai salah satu pilar utama pembangunan.
Airlangga mengungkapkan bahwa di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, ekonomi Indonesia tetap tumbuh solid di atas 5 persen, salah satu yang tertinggi di antara negara-negara G20. Inflasi juga terkendali pada level 2,65 persen, cadangan devisa terjaga di kisaran 150 miliar dolar AS, dan sektor perbankan menunjukkan fungsi intermediasi yang baik dengan pertumbuhan kredit sekitar 10–11 persen.
“Kinerja ekonomi kita kuat dan stabil. Pemerintah bersama Bank Indonesia terus menjaga stabilitas harga, memperkuat daya beli masyarakat, dan memastikan perekonomian tumbuh inklusif,” ujar Airlangga.
Menko Perekonomian menegaskan bahwa ekonomi syariah menjadi engine of growth baru Indonesia. Berdasarkan Global Islamic Economy Report, Indonesia kini menempati peringkat ketiga dunia dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah, terutama di sektor pariwisata ramah muslim, farmasi, kosmetik, dan fesyen muslim.
“Nilai konsumsi pakaian muslim di Indonesia mencapai sekitar 20 miliar dolar AS atau setara Rp289 triliun. Sedangkan industri makanan dan minuman halal bernilai lebih dari 1000 triliun rupiah. Dengan potensi besar ini, saya yakin Indonesia bisa menyalip posisi ketiga menjadi nomor satu dunia,” tegasnya optimistis.
Airlangga juga menyoroti pentingnya penguatan ekosistem keuangan syariah, termasuk mendorong pesantren agar menyimpan asetnya dalam bentuk emas sebagai instrumen lindung nilai jangka panjang. Hingga kini, penyaluran pembiayaan syariah telah mencapai Rp75 triliun dengan 1,3 juta debitur, dan sertifikat keuangan syariah yang diterbitkan mencapai 5,9 juta dari target 10 juta.
Pemerintah, lanjut Airlangga, juga tengah memperkuat infrastruktur ekonomi halal melalui pengembangan empat kawasan industri halal di Jababeka (Cikarang), Serang, Intan, dan Sidoarjo, serta pendirian Indonesia Islamic Financial Center sebagai pusat koordinasi pengembangan industri keuangan syariah nasional.
“Ekonomi syariah bukan hanya soal halal dan haram, tetapi juga tentang keadilan, inklusivitas, dan keberlanjutan. Dengan semangat optimisme dan kewaspadaan, mari kita jadikan ekonomi syariah sebagai motor penggerak menuju visi Indonesia Emas 2045,” pungkasnya.
Acara ISEF ke-12 tahun 2025 ini dihadiri oleh sejumlah pejabat tinggi negara, termasuk perwakilan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Badan Wakaf Indonesia (BWI), Badan Pelaksana BPKH, para duta besar negara sahabat, pimpinan pondok pesantren, organisasi masyarakat, akademisi, dan pelaku industri keuangan syariah nasional.(bp1)