Jakarta, buanapagi.com – Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) bulan Agustus 2025 yang dipimpin oleh Gubernur BI Perry Warjiyo menegaskan komitmen BI dalam menjaga stabilitas makroekonomi sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Berbagai langkah strategis ditempuh melalui penguatan pasar uang, sinergi kebijakan fiskal-moneter, serta perluasan digitalisasi sistem pembayaran dan transaksi antarnegara.
Dalam sektor pasar uang, BI memperkuat mekanisme lelang sekuritas rupiah dan optimalisasi transaksi Surat Berharga (SBM) di pasar utama untuk meningkatkan aktivitas di pasar sekunder. Kebijakan ini diharapkan dapat memperdalam pasar keuangan domestik, meningkatkan likuiditas, serta memperkuat transparansi.
Di sisi sistem pembayaran, BI melanjutkan implementasi QRIS antarnegara Indonesia–Jepang serta mempersiapkan koridor pembayaran baru dengan Inggris. Bank sentral juga memperluas penggunaan Local Currency Transaction (LCT) dalam perdagangan internasional, khususnya pada sektor prioritas.
“Bank Indonesia terus bersinergi dengan pemerintah dan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) untuk menjaga stabilitas, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi,” tegas Perry Warjiyo, Rabu (20/8/2025).
Perry menyampaikan bahwa prospek pertumbuhan ekonomi global masih dipengaruhi ketidakpastian akibat kebijakan tarif resiprokal Amerika Serikat. Meski demikian, ekonomi Indonesia diperkirakan tetap membaik di semester II 2025, ditopang oleh ekspor, belanja pemerintah, dan investasi strategis. BI memproyeksikan pertumbuhan ekonomi tahun ini mencapai sekitar 5,1%, berada dalam kisaran 4,6–5,4%.
Sementara itu, inflasi inti tetap terkendali di level sekitar 2,5%, membuka ruang pelonggaran moneter. Hingga saat ini, BI telah menurunkan suku bunga acuan empat kali dan akan terus mencermati ruang penurunan lebih lanjut sesuai kondisi makroekonomi dan stabilitas nilai tukar rupiah.(bp1)