Politik

Minim Akses Pendidikan, Bahrumsyah Soroti Masa Depan Anak Belawan

Medan, buanapagi.com – Legislator DPRD Kota Medan dari Daerah Pemilihan (Dapil) II yang meliputi Kecamatan Medan Marelan, Medan Labuhan, dan Medan Belawan, HT Bahrumsyah SH MH, menegaskan bahwa masa depan anak-anak Belawan harus menjadi perhatian serius semua pihak. Menurutnya, penyelamatan generasi muda di kawasan pesisir ini merupakan langkah strategis dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.

Pernyataan tersebut disampaikan Bahrumsyah saat melaksanakan Sosialisasi ke-V Produk Hukum Daerah Tahun Anggaran (TA) 2025, khususnya Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 5 Tahun 2015 tentang Penanggulangan Kemiskinan. Kegiatan ini digelar di dua lokasi di Kecamatan Medan Belawan, yakni di Jalan Pelabuhan Raya, Gang 2 Titi Panjang, Lingkungan 35, dan Jalan Selebes, Gang Alfalah 1, Lingkungan 37, Kelurahan Belawan II, Sabtu (10/5/2025).

Dalam paparannya, Wakil Ketua Komisi III DPRD Kota Medan itu menyebut kemiskinan sebagai salah satu faktor utama yang memicu berbagai persoalan sosial di Belawan, termasuk tawuran antar remaja dan tingginya angka putus sekolah.

“Banyak orang tua di Belawan yang terpaksa bekerja dari pagi hingga malam demi mencukupi kebutuhan sehari-hari. Akibatnya, mereka tidak punya waktu cukup untuk mengawasi anak-anak mereka. Sementara kondisi rumah yang tidak layak huni membuat anak merasa tidak nyaman tinggal di rumah,” ujar Bahrumsyah.

Ia menjelaskan, anak-anak yang tidak betah di rumah akhirnya mencari “rumah kedua” di luar lingkungan keluarga. Namun, lingkungan tersebut sering kali justru menjadi tempat yang memperparah kondisi mental dan perilaku anak, termasuk terlibat dalam aksi tawuran dan penyalahgunaan narkoba.

Selain itu, ia menyoroti rendahnya akses pendidikan di Belawan. Dengan hanya satu SMP Negeri dan satu SMA Negeri yang tersedia, anak-anak Belawan memiliki peluang kecil untuk melanjutkan pendidikan ke sekolah negeri melalui sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Ketidakmampuan finansial juga membuat mereka kesulitan melanjutkan pendidikan ke sekolah swasta.

“Setiap tahun angka anak putus sekolah terus bertambah. Jika ini dibiarkan, maka potensi pengangguran semakin meningkat dan memperparah persoalan sosial di tengah masyarakat,” katanya.

Bahrumsyah mendorong Pemerintah Kota Medan untuk segera menambah fasilitas pendidikan, khususnya pembangunan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri di Belawan. Saat ini, satu pun SMK Negeri belum tersedia di wilayah tersebut, sementara Kecamatan Medan Labuhan telah memiliki dua.

Tak hanya itu, ia juga mengusulkan pembangunan Balai Latihan Kerja (BLK) bagi anak-anak usia produktif yang telah menamatkan sekolah, agar memiliki keterampilan dan peluang kerja yang lebih baik.

“Masalah tawuran tidak bisa diselesaikan hanya dengan pendekatan hukum. Anak-anak perlu dibina, bukan hanya ditindak. Pembinaan ini harus dilakukan secara kolaboratif oleh semua pihak, termasuk Pemkot Medan,” tegas Ketua DPD PAN Kota Medan tersebut.

Bahrumsyah juga mengungkapkan bahwa ia pernah mengusulkan agar Belawan dijadikan kawasan khusus kota. Bukan sekadar dalam aspek pembangunan infrastruktur, tetapi juga sebagai bentuk perhatian khusus terhadap pembangunan sumber daya manusia, terutama anak-anak dan remaja.

“Jika tidak segera diintervensi, kita berisiko kehilangan satu generasi. Padahal anak-anak usia 10 hingga 20 tahun saat ini merupakan generasi produktif yang menjadi tumpuan harapan menuju Indonesia Emas 2045,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *