Medan, buanapagi.com – Anggota DPRD Medan, Rommy Van Boy, meminta Wali Kota Medan terpilih, Rico Waas, untuk segera mengambil tindakan tegas terhadap Camat Medan Kota Raja Ian Andos Lubis, terkait penyelenggaraan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) tingkat Kota Medan yang menuai kontroversi. Pasalnya, dalam acara tersebut terdapat pertunjukan tari-tarian yang dianggap tidak pantas dan dapat menimbulkan kegaduhan di masyarakat.
Menurut Rommy, yang juga merupakan Ketua Pemuda Pancasila (PP) Kecamatan Medan Polonia, keberadaan tari-tarian dalam acara keagamaan seperti MTQ merupakan hal yang tidak pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah Kota Medan. Ia menilai tindakan ini sangat memalukan dan mencederai nilai-nilai keislaman yang menjadi inti dari penyelenggaraan MTQ.
“Masalah ini sangat krusial. Jangan sampai terjadi kegaduhan di masyarakat. Harus ada tindakan tegas dan nyata agar ada efek jera bagi semua pejabat di Pemko Medan yang melakukan kesalahan,” ujar Rommy dalam keterangannya, Minggu (23/2/2025).
Legislator Dapil V itu menambahkan bahwa tindakan tersebut tidak seharusnya terjadi, mengingat MTQ adalah ajang sakral bagi umat Islam. Kejadian ini dinilai dapat menimbulkan persepsi negatif di tengah masyarakat dan menciptakan polemik yang tidak perlu. Rommy menegaskan bahwa setiap pejabat pemerintah harus lebih sensitif dalam merancang acara keagamaan agar tidak menyinggung perasaan umat Islam.
Anggota Komisi IV DPRD Medan itu juga menyoroti bahwa dalam beberapa tahun terakhir, banyak kegiatan pemerintah yang kurang memperhatikan aspek budaya dan agama masyarakat setempat. Ia menekankan, perlunya koordinasi yang lebih baik antara pemerintah daerah dan tokoh agama dalam perencanaan acara semacam ini.
“Pemerintah harus memiliki kebijakan yang lebih jelas dalam menyelenggarakan acara keagamaan. Kita tidak bisa sembarangan memasukkan elemen budaya yang bisa saja bertentangan dengan nilai-nilai yang dijunjung oleh masyarakat,” tegasnya.
Rommy Van Boy berharap agar Wali Kota Medan terpilih segera bertindak tegas terhadap insiden ini. Ia juga menginginkan adanya sanksi yang jelas bagi pejabat yang dianggap lalai dalam menjaga kesakralan MTQ.
Selain itu, politisi Fraksi Golkar DPRD Kota Medan itu meminta agar penyelenggaraan acara keagamaan seperti MTQ lebih diawasi agar tetap sesuai dengan nilai-nilai Islam.
Perkembangan lebih lanjut mengenai isu ini masih dinantikan, terutama klarifikasi resmi dari pihak penyelenggara dan Pemerintah Kota Medan. Masyarakat berharap agar solusi yang diambil nantinya dapat memberikan kepastian serta menjaga harmoni di Kota Medan.
Rommy menegaskan, bahwa dirinya akan terus mengawal kasus ini hingga ada keputusan yang jelas dari pemerintah setempat.
Hingga berita ini diterbitkan, Camat Medan Kota Raja Ian Andos Lubis, belum memberikan pernyataan resmi terkait kontroversi ini. Namun, desakan kepada Wali Kota Medan terpilih untuk mengambil tindakan tegas tetap menguat. Beberapa pihak meminta agar evaluasi menyeluruh dilakukan terhadap penyelenggaraan acara keagamaan di Kota Medan agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan.
Diketahui, video pembukaan MTQ yang diawali dengan Pawai Taaruf dan diikuti oleh Kafilah Kelurahan se-Kecamatan Medan Kota menuai kecaman warga. Dalam acara tahunan tersebut, beberapa elemen budaya yang ditampilkan, seperti tarian dan busana yang tidak sesuai, menjadi sorotan utama.
Sebagai informasi, Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) memiliki peran yang signifikan dalam menanamkan dan mengukuhkan nilai-nilai keislaman serta kepedulian terhadap lingkungan hidup. MTQ tidak hanya menjadi ajang kompetisi membaca Al-Qur’an, tetapi juga sebagai media edukasi dan pengembangan karakter berbasis ajaran Islam. Oleh karena itu, diharapkan ke depannya, penyelenggaraan MTQ lebih memperhatikan aspek sakralitas agar tetap sesuai dengan tujuan utama acara tersebut.(bp1)