Ekonomi

Pasar Keuangan Masih Dibayangi tekanan, Harga Emas Cetak Rekor Dalam Sejarah

Medan, buanapagi.com – Pelaku pasar tengah mendalami pernyataan Gubernur Bank Sentral AS Jerome Powell, yang menyatakan bahwa butuh waktu yang cukup lama bagi para pengambil kebijakan dalam mengevaluasi keadaan inflasi di AS. Dan memberikan pernyataan bahwa potensi penurunan suku bunga acuan masih belum pasti. Namun, pidato tersebut telah mendorong penguatan pada kinerja sejumlah indeks bursa di kawasan Asia.

Pada perdagangan pagi ini, IHSG ditransaksikan menguat di atas level 7.200. Dan kinerja IHSG diproyeksikan akan mampu berada di zona hijau selama sesi perdagangan. Dan untuk kinerja mata uang Rupiah, masih bergerak stabil dikisaran 15.915 per US Dolar pada sesi perdagangan pagi. Meskipun rupiah masih memiliki kecenderungan melemah pada perdagangan hari ini, demikian dikatakan Ketua Pemantau Pangan Sumut Benjamin Gunawan, Kamis (4/4/2024).

Menurut Gunawan, imbal hasil US Treasury 10 tahun mengalami kenaikan di level 4.356% pada perdagangan pagi ini. Yang menyisahkan kekuatiran bahwa Rupiah masih dibayangi tekanan, yang bisa saja membuat Rupiah diperdagangkan di zona merah. Karena sejauh ini, ketidakapastian masih tetap tinggi meskipun The FED telah menyampaikan pidatonya.

“Disisi lain, harga emas dunia terus bergerak naik dan menembus level $2.300 per ons troy nya. Harga emas ditransaksikan menguat sekalipun Bank Sentral AS lebih bersikap hawkish pada pidatonya tadi malam. Harga emas capai rekor sejarah tertinggi baru seiring memanasnya tensi geopolitik global. Dan secara teknikal emas berpeluang terkoreksi sehat karena sudah memasuki area jenuh beli”, pungkasnya. (bp/r)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *