Asahan

Bupati Asahan bersama Hadiri Forum Nasional Penanggulangan TBC

Asahan, buanapagi.com – Tuberkulosis (TBC) masih menjadi ancaman kesehatan serius di Indonesia, dengan jumlah kasus yang cukup banyak menempatkan Indonesia di peringkat kedua tertinggi di dunia setelah India. 

Menyikapi kondisi ini, Kementerian Dalam Negeri menggelar Forum 8 Provinsi dengan Beban TBC Tinggi, di Gedung Sasana Bhakti Praja Jakarta, Selasa (26/08/2025).

Forum ini diikuti seluruh gubernur dari 8 provinsi prioritas, bersama bupati dan wali kota dari berbagai daerah, termasuk Gubernur Sumatera Utara dan Bupati Asahan, bersama bupati dan wali kota lainnya se-Sumatera Utara yang meneguhkan komitmen mendukung target Indonesia bebas TBC Tahun 2030.

Forum yang dipimpin Menteri Dalam Negeri Muhammad Tito Karnavian ini turut menghadirkan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Menteri Sekretaris Negara, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, serta Kepala Staf Kepresidenan. 

Dalam forum itu pemimpin daerah mendapat pemaparan mengenai situasi terkini TBC, tantangan penanganan, dan strategi percepatan eliminasi yang harus disinergikan antara pusat dan daerah.

Bupati Asahan Taufik Zainal Abidin menegaskan bahwa Pemkab Asahan berkomitmen penuh mendukung program nasional eliminasi TBC. Menurutnya, persoalan TBC tidak hanya berdampak pada kesehatan, tetapi juga menyangkut produktivitas dan kualitas hidup masyarakat. 

Hal ini sejalan dengan visi dan misi Pemerintah Kabupaten Asahan, yaitu mewujudkan Asahan sejahtera, religius, maju dan berkelanjutan. Di mana peningkatan derajat kesehatan masyarakat menjadi bagian penting dalam mewujudkan kesejahteraan dimaksud.

“Salah satu fakta penting yang dibahas dalam forum adalah bahwa TBC sebenarnya dapat disembuhkan apabila terdeteksi sejak dini dan pasien disiplin menjalani pengobatan minimal enam bulan,” kata Taufik.

Namun begitu tantangan seperti tingginya angka putus obat, kasus laten yang tidak terlaporkan, dan masih rendahnya kesadaran masyarakat membuat upaya eliminasi TBC harus dilakukan lebih serius, termasuk melalui edukasi publik dan penguatan layanan kesehatan di daerah.(bp/dil)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *