Ekonomi

OJK Tingkatkan Literasi Keuangan Syariah di Pesantren Tertua Sumut

Madina, buanapagi.com — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Sumatera Utara menggelar kegiatan edukasi keuangan syariah di Pondok Pesantren Musthafawiyah Purba Baru, Kabupaten Mandailing Natal, Kamis (12/6). Kegiatan ini merupakan bagian dari peringatan Bulan Literasi Keuangan (BLK) 2025 dan upaya peningkatan literasi serta inklusi keuangan syariah di kalangan generasi muda.

Pondok Pesantren Musthafawiyah Purba Baru dikenal sebagai salah satu pesantren tertua dan paling berpengaruh di Sumatera Utara. Dalam kegiatan ini, sebanyak 500 peserta yang terdiri dari santri, santriwati, dan tenaga pengajar mengikuti rangkaian edukasi seputar keuangan syariah, pasar modal, serta kewaspadaan terhadap investasi ilegal.

Kepala OJK Provinsi Sumatera Utara, Khoirul Muttaqien, hadir langsung dalam kegiatan tersebut dan menyampaikan pentingnya peran generasi muda, khususnya para santri, dalam memperkuat sistem ekonomi syariah di masa mendatang.

“Sebagai generasi muda dan calon pemimpin masa depan, santri dan santriwati memiliki peran penting dalam membangun perekonomian bangsa. Literasi keuangan dan pemahaman pasar modal menjadi kunci agar mereka dapat mengambil keputusan investasi yang tepat dan berkontribusi aktif dalam pembangunan ekonomi nasional, khususnya di Mandailing Natal,” ujar Muttaqien.

Kegiatan ini secara resmi dibuka oleh Wakil Bupati Mandailing Natal, Atika Azmi Utammi Nasution. Dalam sambutannya, Atika menyampaikan bahwa pemahaman pengelolaan keuangan yang baik sejak usia muda menjadi kunci untuk mencapai kemandirian finansial di masa depan.

“Financial freedom adalah tahapan keuangan yang harus dicapai demi hidup nyaman di masa pensiun. Itu semua harus dimulai dari kebiasaan mengelola keuangan sejak dini,” jelas Atika.

Selain OJK, beberapa lembaga keuangan turut memberikan materi dalam kegiatan ini, antara lain Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) yang menyampaikan peran dan fungsinya dalam menjaga stabilitas sistem keuangan nasional, serta Bursa Efek Indonesia (BEI) yang memperkenalkan konsep pasar modal syariah kepada para peserta.

Sementara itu, Bank Syariah Indonesia (BSI) turut memberikan pemahaman terkait produk dan layanan keuangan syariah yang dapat diakses masyarakat luas, khususnya di wilayah pesantren.

Melalui kegiatan ini, diharapkan para santri dapat memahami dasar-dasar pengelolaan keuangan serta menjadi bagian dari ekosistem keuangan syariah yang inklusif dan berdaya saing tinggi. (bp1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *