Medan, buanapagi.com – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Sumatera Utara menggelar forum diskusi bersama pelaku industri jasa keuangan (IJK) dan wartawan di Menara Bank Mandiri Medan, Selasa (11/3/2025). Acara ini bertujuan untuk mempererat sinergi antara regulator, pelaku industri, dan media dalam mendukung pertumbuhan sektor keuangan yang inklusif di Sumatera Utara.
Dalam sambutannya, Kepala OJK Sumut Khoirul Muttaqien menegaskan bahwa ekonomi Sumatera Utara saat ini menunjukkan tren pemulihan, meskipun masih dipengaruhi oleh faktor nasional dan global. Ia menyebutkan bahwa sektor keuangan di Sumut mengalami pertumbuhan positif, yang ditandai dengan peningkatan jumlah Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dari 20 menjadi 23 unit dalam setahun terakhir, serta bertambahnya lembaga pegadaian swasta.
“Kami melihat adanya pergeseran pola pembiayaan. Saat ini, sektor produktif masih mendominasi dengan porsi 70%, sedangkan sektor konsumtif mencapai 29%. Artinya, ada keseimbangan yang cukup baik dalam perekonomian,” ujar Khoirul Muttaqien.
Selain itu, investasi di pasar modal juga mengalami pertumbuhan yang signifikan. Saat ini, jumlah investor pasar modal di Sumatera Utara telah mencapai 620.000 orang, menunjukkan peningkatan kesadaran masyarakat terhadap investasi.
“Ini angka yang cukup menggembirakan. Semakin banyak masyarakat yang memahami pentingnya investasi, dan ini perlu terus didukung dengan edukasi keuangan yang lebih luas,” tambahnya.
Salah satu aspek penting dalam diskusi ini adalah peran digitalisasi dalam meningkatkan inklusi keuangan. OJK menilai bahwa perkembangan teknologi finansial (fintech) dan digital banking menjadi faktor utama dalam memperluas akses layanan keuangan bagi masyarakat.
Khoirul menegaskan bahwa digitalisasi dalam sektor keuangan adalah kunci utama untuk mempercepat akses masyarakat terhadap layanan perbankan, terutama di daerah yang masih minim infrastruktur keuangan.
“Perkembangan teknologi harus dimanfaatkan secara optimal untuk meningkatkan inklusi keuangan. Layanan digital seperti mobile banking, e-wallet, dan platform pinjaman online menjadi solusi bagi masyarakat yang sebelumnya tidak terjangkau layanan perbankan konvensional,” katanya.
Dalam forum ini juga dibahas tren sektor-sektor yang mendapatkan porsi pembiayaan terbesar di Sumatera Utara. Perkebunan sawit masih menjadi andalan utama, tetapi ada pertumbuhan signifikan di sektor kelistrikan dan air, mencerminkan adanya investasi baru dalam infrastruktur di daerah ini.
Khoirul Muttaqien menambahkan bahwa OJK akan terus mengawasi dan memastikan bahwa pembiayaan yang diberikan oleh perbankan sejalan dengan prinsip kehati-hatian serta berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
“Kami berharap industri keuangan di Sumatera Utara semakin berkembang dan memberikan manfaat bagi lebih banyak masyarakat. Dengan kolaborasi yang kuat antara regulator, pelaku industri, dan media, kita dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih baik,” pungkasnya.
Bank Mandiri Dukung UMKM Melalui Program Digitalisasi
Dalam forum ini, Bank Mandiri turut memaparkan upaya mereka dalam mendorong inklusi keuangan, khususnya bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Perwakilan Bank Mandiri, Ahmad Hidayat Lubis, menyampaikan bahwa pihaknya terus berkomitmen untuk memperluas akses layanan keuangan bagi masyarakat, terutama dengan menghadirkan solusi digital bagi pelaku usaha kecil. Salah satu inisiatif terbaru yang diperkenalkan adalah program “Mandi” (Mandiri Digital), yang mempermudah akses pembiayaan bagi UMKM melalui platform digital.
“Sistem keuangan yang inklusif harus mampu menjangkau masyarakat yang belum memiliki akses, memberikan kesempatan, serta harapan bagi lebih banyak orang,” ujar Ahmad Hidayat Lubis.
Program ini menawarkan kemudahan dalam pengajuan pinjaman dan transaksi perbankan bagi UMKM tanpa harus datang ke kantor cabang. Dengan sistem berbasis digital, pelaku usaha dapat mengakses layanan perbankan dari mana saja, sehingga mempercepat proses pembiayaan dan meningkatkan produktivitas usaha mereka.
Selain itu, Bank Mandiri juga berencana untuk memperluas jangkauan edukasi keuangan bagi UMKM agar mereka lebih memahami strategi pengelolaan keuangan yang baik.
Forum diskusi yang digelar OJK Sumut ini menjadi momentum penting bagi para pemangku kepentingan untuk memperkuat sinergi dalam menciptakan ekosistem keuangan yang inklusif, stabil, dan berdaya saing tinggi.
Dengan meningkatnya jumlah investor pasar modal, digitalisasi layanan keuangan, serta dukungan pembiayaan bagi UMKM, diharapkan sektor keuangan Sumatera Utara dapat terus tumbuh dan berkontribusi terhadap pemulihan ekonomi yang berkelanjutan. (bp1)