Palu, buanapagi.com – Setelah berkarir sebagai Kapolsek Palu Barat selama dua tahun tujuh bulan lima belas hari, AKP Rustang dipindahkan ke Itwasda Polda Sulteng dalam rangka mengikuti pendidikan di Sekolah Staf dan Pimpinan Pertama atau Sespimma Lemdiklat Polri di Lembang Bandung.
Pria kelahiran 1981 ini dikenal dekat dengan semua kalangan. Dalam menangani berbagai kasus di wilayah kerjanya, AKP Rustang memiliki metode dan komunikasi yang baik. Seperti halnya konflik di pasar Inpres, ia berhasil meredam dalam waktu yang relatif singkat, dengan mengedepankan 3 metode pedekatan yaitu pendekatan Sosial pemerintahan, Keagamaan dan pendekatan Hukum yang kemudian berakhir damai dan aman.
Penanganan geng motor yang saat itu meresahkan warga Kota Palu, usai ditangkap, para geng motor tersebut diberikan pembinaan dan pelatihan ajang pencarian bakat sebagai bentuk penyaluran bakat dan kreativitas anak muda yang pada akhirnya mengubah pola pikir dan tindakannya ke arah yang bermanfaat bagi orang banyak.
Begitu pula saat menangani kasus pencurian sepeda motor dan berbagai tindak pidana lainnya. Ia bisa mengambil tindakan yang cepat dan tepat agar memberikan efek jera bagi pelakunya.
Dari berbagai jabatan yang pernah disandangnya, kariernya sebagai Kapolsek merupakan yang paling lama di Kota Palu, terhitung sejak 29 Mei 2020 hingga 7 Juni 2024 atau selama 4 tahun 9 hari.
Oleh karena itu, tak heran jika berbagai prestasi yang diraihnya berdampak bagi ketertiban dan rasa aman di wilayah Kota Palu, khususnya di Kecamatan Palu Barat dan Ulujadi (bp/r)