Palu, buanapagi.com – Bupati Kabupaten Sigi Mohamad Irwan Lapata membuka secara resmi festival Media 2 Hijau di Taman GOR Palu, Jalan Moh Hatta Kota Palu, Minggu (10/12/2023).
Dalam acara itu, Irwan Lapata mengatakan, pentingnya peran media dan kolaborasi semua pihak untuk mendorong konsep Penta- Helix.
Konsep Pentahelix merupakan konsep multi pihak dimana unsur pemerintah, akademisi, badan dan atau pelaku usaha, masyarakat atau komunitas, dan media massa berkolaborasi serta berkomitmen untuk mencapai tujuan yang sama.
“Apapun kebijakan yang diputuskan pemerintah, tanpa peran media serasa hambar. Artinya, media harus mengawasi semua ruang-ruang yang diberikan pemerintah.” kata Irwan.
Menurut iwan, memang ada lembaga formal yang mengawasi kebijakan pemerintah, misalnya saja Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Namun kata Irwan, peran media sangat mendukung dan dibutuhkan diluar dari ruang formal. Apalagi tema hijau yang diusung masuk dalam lima isu strategis nasional.
Ia menjelaskan, lima isu strategis nasional ini merupakan penguatan yang luar biasa. Diantaranya, ekonomi hijau, ekonomi biru, penguatan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), dan kedepannya transformasi digitalisasi dan demokratisasi.
“Dari lima isu strategis nasional, ekonomi Hijau menjadi catatan penting dalam kehidupan kita.” jelasnya.
Ia mengungkapkan, ditengah perubahan iklim atau climate change hal ini akan menjadi kebutuhan. Artinya, dalam setiap dukungan kebijakan pemerintah daerah baik secara nasional dan Provinsi, Kabupaten dan Kota, ruang-ruang seperti akan menjadi penting untuk digaungkan.
Olehnya kata dia, peran media tidak hanya menjadi tagline atau slogan, tapi harus menjadi harapan dan harus dikuatkan.
” Saya tidak anti tambang, asal semua sesuai prosedur perundang-undangan, agar tidak menjadi bom waktu bagi anak cucu kita akibat kerusakan lingkungan,” tegasnya.
Meskipun kata Irwan, untuk wilayah kabupaten Sigi ada potensi pertambangan, tapi wilayah tambang itu masuk dalam kawasan konservasi. Dan kawasan tersebut saat ini sudah ditanami kembali.
“Ruang-ruang dan peran media dalam konsep festival media tersebut menjadi sebuah tindakan, berkomunikasi dengan rekan-rekan mengelola ekonomi, sehingga terjadi kolaborasi baik. Dan kita tidak ingin menjadi sebuah benturan, media menjadi penyeimbang,”pungkasnya.
Sementara itu Ketua Festival Media 2, Mohamad Sharfin dalam sambutannya menjelaskan, terselenggaranya kegiatan ini atas kerjasama tiga organisasi yakni, Ikatan Jurnalis Televisi
Indonesia (IJTI) Sulawesi Tengah, Pewarta Foto Indonesia (PFI) Palu, dan Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Sulteng.
Menurutnya, isu perubahan iklim dan energi terbarukan bukan hanya menjadi perhatian lokal, namun sudah menjadi sorotan dunia.
Dalam konteks tersebut, peran media dianggap sangat krusial untuk meningkatkan kesadaran publik, menyajikan informasi akurat dan mendorong tindakan yang diperlukan.
“Festival Media Hijau ke-2 ini, meskipun berskala kecil, diharapkan mampu memberikan pemahaman lebih baik kepada masyarakat mengenai isu perubahan iklim dan energi terbarukan,” katanya.
Lebih lanjut, Sharfin berharap bahwa festival ini tidak hanya menjadi wadah untuk menyuarakan isu lingkungan, tetapi juga menjadi momentum penting untuk mengintegrasikan peran media dalam mengkampanyekan isu-isu lainnya secara luas dan efektif.
“ Festival Media ke-2 ini melibatkan seluruh spektrum media, industri, praktisi, ahli, dan masyarakat umum. Tujuannya, untuk membangun kesadaran, dan juga sebagai pengetahuan serta peran dan keterlibatan media dalam penyampaikan isu-isu persoalan lingkungan.” tandasnya.
Ia menambahkan, dengan bermitra berbagai pihak, diharapkan Festival Media 2 di Palu dapat menjadi panggung bagi kolaborasi lebih erat dalam menghadapi tantangan lingkungan dan mempercepat perubahan menuju gaya hidup lebih berkelanjutan. (bp/r)