Medan, buanapagi.com – Anggota jamaah haji yang tergabung di kloter 6 , H Mulia Asri Rambe SH mengaku kecewa dengan pelayanan panitia haji baik itu saat embarkasi maupun debarkasi.
Mulai dari makanan yang dikonsumsi jamaah dinilai dibawah standar, pengadaan obat-obatan, tempat tidur , bus penjemput , fasilitas MCK dan petugas kloter yang tidak profesional.
Pernyataan tersebut yang disampaikan H.Mulia Asri Rambe .SH didampingi istri saat debarkasi di Asrama haji Medan, Senin (10/7/2023) menyikapi pelaksanaan ibadah haji dan kondisi makanan yang disediakan panitia untuk jamaah haji.
” Hal ini sangat memalukan dan terkesan amburadul sepertinya panitia baru pertama kali melaksanakan tugas pelaksanaan keberangkatan haji sehingga kelihatan tidak profesional,” ujar Mulia Asri dengan kecewa.
Pria yang juga anggota DPRD Medan ini menilai makanan yang diperuntukkan kepada jamaah tidak memenuhi standar gizi.
Disebutkan ibadah haji merupakan ibadah fisik yang tentu saja membutuhkan kekuatan fisik untuk melaksanakannya. Dalam hal pencapaiannya kita harus mengkonsumsi makanan yang bergizi untuk menambah kekuatan fisik.
Namun pada kenyataanya jemaah haji yang sedang ibadah haji mendapatkan konsumsi makanan jauh dibawah kata layak sehingga sangat mengganggu kekhusyukan jamaah.
Dirinya juga memberikan istilah perihal kondisi makanan yang diterima jamaah yakni rumah makan siang malam. Artinya makanan yang tidak habis pagi dikasih untuk makan malam.
” Jangankan orang- orang yang kurang sehat, omak- omak- atau lansia , kita yang merasa sehat jika mengkonsumsi makanan yang disediakan akan menjadi sakit.Begitulah kondisi makanan yang diberikan,” ungkap ketua fraksi partai Golkar DPRD Medan ini.
Dimana lanjutnya, sarapan diberikan nasi kuning dengan tempe, siang disediakan nasi putih dengan ayam begitu juga dengan malam tanpa ada sayuran yang dapat menambah gizi. Nasi yang disediakan seperti pulut menggumpal dan tidak tanak , tentu saja dapat menimbulkan penyakit.
” Kedepan kita harapkan MoU antara pihak terkait Indonesia dengan pihak konsumsi yang ada di tanah suci harus benar-benar ditaati sehingga jamaah tidak menjadi korban ,” tegas lelaki yang akrab dipanggil Bayek .
Disamping itu , lanjut Mulia Asri masalah kesehatan dimana obat-obatan yang disediakan tidak mencukupi karena baru beberapa hari sudah habis sehingga banyak jamaah yang menderita sakit tidak mendapat obat yang maksimal.
Belum lagi persoalan penjemputan bus yang tidak sesuai komitmen yang disepakati sehingga banyak jamaah yang terlantar.
” Bayangkan saja dengan suhu sekitar 40 derajat , jamaah yang seharusnya dijemput sesuai jadwal malah terlantar hingga besoknya ,” ujar Mulia Asri.Sehingga banyak yang pingsan karena pasokan makanan tidak ada lanjutnya
Persoalan- persoalan di atas yang melingkupi perjalanan ibadah haji seharusnya sejak dini sudah diantisipasi oleh panitia di tanah air maupun di Arab Saudi.
” Kita tidak melihat siapa yang bertanggung jawab dalam hal ini tapi setidaknya kedepannya ada perubahan cara pelayanan untuk calon jamaah haji yang hendak beribadah,” harapnya.
Sementara itu Menag saat ini tengah menunggu hasil investigasi dari tim gabungan yang dibentuk Kementerian Agama (Kemenag) dan Kementerian Haji Arab Saudi.
Mulai dari masalah keterlambatan distribusi konsumsi, keterlambatan penjemputan di Muzdalifah, hingga masalah tenda dan toilet di Mina.(ndo)