Medan, buanapagi.com – Ketua DPRD Medan Hasiym SE mengaku merasa malu dengan hasil pengerjaan lampu jalan yang disebut warga Kota Medan dengan julukan lampu pocong, yang seyogiyanya memperindah wajah Kota Medan justru tidak terlihat indah.
Selain itu, pengerjaan lampu jalan tersebut dinilai politisi PDI Perjuangan tersebut terkesan asal-asalan. Padahal, anggaran yang digelontorkan untuk pengerjaan sekitar 2.700 lampu jalan di delapan titik di Kota Medan itu bukan sedikit Rp 25,7 miliar.
Oleh karena itu, Ketua DPC PDI Perjuangan itu minta Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk mengecek dan mengevaluasi hasil pengerjaannya itu, apakah ada indikasi korupsi atau tidak.
“Malu lah kita sebagai warga Kota Medan melihat pengerjaan lampu pocong itu. Kita juga kecewa sekali dengan hasil yang kita lihat. Tujuan untuk memperindah wajah Kota Medan, kok justru tidak terlihat indah. Kesannya asal jadi dengan anggaran yang sangat begitu besar. Ada juga besi lampu pocongnya yang sudah berkarat,” tegas Hasyim melalui telepon selulernya bernada kecewa, Selasa (14/3/2023).
Dengan kondisi tersebut, Hasyim mengaku akan meminta komisi terkait di DPRD Medan, dalam hal ini Komisi IV, agar menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Dinas Sumber Daya Air, Bina Marga dan Bina Kontruksi (SDABMBK). Sebab masih banyak ditemukan pengerjaannya belum selesai, padahal sudah melebihi batas waktu.
“Saya nanti minta Komisi IV untuk membuat agenda RDP atau rapat kerja terkait dengan masalah lampu jalan yang belum selesai yang masih terbengkalai, walaupun sudah diperpanjang, tetapi masih ditemukan banyak yang belum selesai,” paparnya.
Sehingga dapat diketahui apa yang menjadi penyebab dari carut marutnya pembangunan lampu jalan itu. Seperti perencanaan hingga lemahnya pengawasan Pemkot Medan.
“Harus diketahui penyebabnya dimana. Apakah di perencanaan yang kurang bagus atau kontraktornya yang kurang benar atau pengawasan dari dinas terkait itu kurang,” tutupnya.
Proyek pemasangan lampu jalan di delapan ruas jalan Kota Medan belum juga selesai. Pekerjaan lanjutan dari 2022 lalu itu tinggal pekerjaan pemasangan tiang lampu yang menyorot di Jalan Putri Hijau.
Proyek bernama penataan lanskap jalan dengan total anggaran sebesar Rp 25,7 miliar dengan APBD Kota Medan tahun 2022 awalnya dikerjakan Dinas Pertamanan dan Kebersihan. Setelah dinas itu dihilangkan awal tahun ini, proyek lampu jalan selanjutnya dikerjakan Dinas Sumber Daya Air, Bina Marga, dan Bina Kontruksi (SDABMBK).
Sementara Khairunisa, warga Medan Baru merasa heran dengan pemasangan lampu jalan alias lampu pocong tersebut yang jarak pemasangannya hanya berjarak sekira 4-5 meteran. Selain itu, tidak ada terlihat estetikanya. “Justru malah terlihat aneh. Ironisnya lagi, kenapa pula lampu jalannya justru diarahkan ke parit,” katanyanya bernada heran.(bp1)