Ekonomi

OJK KR 5 : Indeks Literasi Keuangan Sumatera Utara Meningkat Cukup Signifikan

Sibolangit, buanapagi.com – Gap antara indeks literasi keuangan dengan indeks inklusi keuangan di Sumatera Utara pada tahun 2022 berangsur berkurang yang gilirannya masyarakat mulai memahami tentang perbankan dan industri jasa keuangan.

Pernyataan tersebut dikatakan Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kantor Regional (KR) 5 Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) Yusup Ansori pada acara Media Gathering di Sibolangit , Kamis (15/12/2022).

Acara Media Gathering yang digelar OJK JR 5 Sumbagut dihadiri Deputi Direktur Pengawasan LJK Anton Purba dan Wan Nuzul Fachri selaku Deputi Direktur Managemen Strategis, EPK dan Kemitraan Pemerintah Daerah OJK KR5 Sumbagut. Tema Media Gathering “Kolaborasi Pelayanan Publik dan Keuangan Berkelanjutan”.

Disebutkan setiap tiga tahun, OJK menyelenggarakan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan atau SNLIK untuk mengukur indeks literasi dan inklusi keuangan masyarakat Indonesia.

” SNLIK 2022 dilaksanakan mulai Juli hingga September 2022 di 34 provinsi yang mencakup 76 kota/kabupaten dengan jumlah responden sebanyak 14.634 orang yang berusia antara 15 sampai 79 tahun , ” ujarnya .

Sebagaimana di tahun-tahun sebelumnya, parameter dan indikator yang digunakan untuk mengukur indeks literasi keuangan adalah pengetahuan, keterampilan, keyakinan, sikap dan perilaku, sementara untuk indeks inklusi keuangan adalah penggunaan (usage).

Dalam hal ini hasil SNLIK 2022 menunjukkan indeks literasi keuangan masyarakat Sumatera Utara sebesar 51,69 persen, meningkat cukup signifikan dibanding tahun 2019 yang hanya 37,96 persen atau terdapat peningkatan 13,73 persen.

Setelah 2 periode survei sebelumnya berada di bawah nasional, pada tahun ini indeks literasi keuangan Sumatera Utara melebihi indeks secara nasional yaitu 49,68 persen.

Sementara indeks inklusi keuangan Sumatera Utara tercatat sebesar 95,58 persen atau yang tertinggi diantara seluruh provinsi selain Ibu Kota Negara (DKI Jakarta).

” Indeks ini juga mengalami peningkatan dibanding tahun 2019 yang sebenarnya sudah tercapai cukup tinggi yaitu 93,98 persen, atau terdapat peningkatan 1,60 persen ,” paparnya.

Peningkatan indeks literasi dan inklusi keuangan ini lanjutnya merupakan hasil kerja sama dan sinergi yang baik antara OJK, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, Kementerian/lembaga terkait, Industri Jasa Keuangan, termasuk wartawan.

Ia juga memaparkan dalam mewujudkan fungsi pelayanan publik serta meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di Sumatera Utara, OJK Kantor Regional 5 Sumatera Bagian Utara tetap senantiasa menjalankan fungsi perlindungan konsumen di masa pandemi dengan menerima dan menindaklanjuti pengaduan nasabah jasa keuangan, sambil menjalankan protokol kesehatan khusus dengan ketat.

Dalam periode Januari hingga November 2022, terdapat total 654 pengaduan konsumen jasa keuangan Sumatera Utara yang diterima dan ditindaklanjuti OJK KR 5, baik yang melalui APPK (Aplikasi Portal Perlindungan Konsumen) maupun datang langsung ke KR 5 Sumbagut.

Pengaduan terbanyak berasal dari nasabah Perbankan sebanyak 317 pengaduan, diikuti dengan nasabah Asuransi sebanyak 153 pengaduan dan Perusahaan Pembiayaan sebanyak 112 pengaduan.

OJK juga dengan rutin melakukan sosialisasi terkait produk dan jasa keuangan ataupun pengetahuan keuangan umum kepada berbagai lapisan masyarakat di Sumatera Utara. Upaya ini dilakukan baik secara virtual ataupun secara tatap muka di seluruh kabupaten dan kota di Sumatera Utara.

Berbagai kegiatan yang dilakukan secara virtual terdiri dari Webinar Series “Bareng OJK KR5 Bincang-Bincang Melek Finansial” disingkat sebagai Bobba Massal yang mendatangkan beragam influencer finansial lokal ataupun ibu kota dan Talkshow Keuangan di berbagai radio.

OJK bersama TPAKD Sumatera Utara juga senantiasa meluncurkan berbagai program dalam rangka peningkatan literasi dan perluasan akses keuangan.

Terdapat beberapa capaian penting dalam program kerja tersebut berdasarkan pemantauan per triwulan III tahun 2022.

Melalui program Satu Rekening Satu Pelajar atau KEJAR, tercatat sebanyak 3.009.762 pelajar atau 87,44 persen dari total 3.437.075 pelajar total SD/SMP/SMA di Sumatera Utara telah memiliki rekening tabungan di bank, melampaui target nasional 80 persen di tahun 2022.

Melalui program One Village One Agent atau OVOA, tercatat sebanyak 5.741 atau 93,96 persen dari total 6.110 desa/kelurahan di Sumatera Utara telah mendapatkan akses Agen Laku Pandai.

“Program BUMDes Go Digital sendiri mencatatkan sebanyak 26 BUMDes sudah menjadi agen Laku Pandai, ” ungkapnya.(ndo)

Dimana dalam program ini, Pemerintah Daerah secara intensif melakukan penjajakan kepada BUMDes/BUMDesma agar dapat menjadi agen lakupandai .(ndo)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *