Medan, buanapagi.com – Anggota Komisi B DPRD Sumut , Fraksi Gerindra, Gusmiyadi meminta pihak PTPN IV melakukan terobosan terkait konsep integrasi perkebunan teh dengan pariwisata.
“Ini yang kita butuhkan, cara peningkatan pariwisata untuk kesejahteraan rakyat,” Gusmiyadi dalam rapat dengar pendapat (RDP) komisi B DPRDSU dengan PTPN 4 dan elemen masyarakat Siantar-Simalungun di Aula gedung DPRDSU, Jumat (29/7/2022).
Dijelaskan, jika dalam rapat seluruh elemen masyarakat yang hadir menolak adanya konversi tanaman teh menjadi sawit. Namun demikian, mereka setuju jika lahan itu dijadikan agrowisata.
Hal senada juga disampaikan Mangapul Purba yang menyebutkan, dirinya mendapatkan beberapa keluhan masyarakat yang berbatasan dengan PTPN IV di wilayah Sidamanik itu.
“PTPN jangan menjadi Belanda di tanah Simalungun dan memecah masyarakat. Akibat konversi yang dilakukan saat ini Nagori Bahalgajah sudah terbelah,” kata Mangapul Purba yang juga Wakil Ketua Komisi B DPRD Sumut.
Sementara itu anggota Komisi B DPRD Sumut lainnya , Saut Purba mengatakan dirinya mendapatkan beberapa keluhan masyarakat yang berbatasan dengan PTPN IV di wilayah Sidamanik itu.
“Mereka merasakan dampak buruk akibat banjir dan longsor kerap melanda wilayah yang berada di sekitar PTPN IV,” Saut dengan tegas.
Menyikapi hal di atas General Manager PTPN IV Agus Tobing mengatakan tidak ada rencana pihaknya melakukan konversi tanaman teh di Sidamanik, Kabupaten Simalungun melainkan optimalisasi asset.
” Rencana yang akan dilakukan yaitu peningkatan kapasitas produksi teh semula 100 daun teh basah (dtb)/hari menjadi 110 dbt/hari ,” ungkap Agus.Sehingga yang terjadi adalah optimalisasi asset dalam.pencapaian keuntungan.
Disebutkan, rencananya PTPN IV akan mengembangkan agrowisata di kebun teh yang merupakan heritage di Kabupaten Simalungun.
“Pihaknya akan menyediakan lahan khusus untuk UMKM di daerah agrowisata tersebut. Kami cinta teh. Jika konversi, kami pun menolaknya,” ujar Agus. (ndo)