Pringsewu, buanapagi.com – Masyarakat kecamatan Banyumas, Kabupaten Pringsewu sebagai petani padi ditahun 2022 ini merasakan bigung dan pusing dengan kenaikan harga pupuk dan obat-obatan pengusir hama tanaman padi disawahnya karna itu termasuk bahan pokok, Senin (27/6/2022).
Seperti halnya dialami Jumiko (55) petani padi sawah warga pekon Banyuwangi, kecamatan setempat menyetuskan bahwa, Kenaikan kedua kebutuhan seperti pupuk dan obat-obatan pembasmi hama itu adalah bahan pokok untuk menghasilkan tanaman padi yang baik, tentunya sangat berpengaruh pada pendapatan hasil panen.
”Sulitnya mencari pupuk bersubsidi membuat kami beralih memakai pupuk nonsubsidi, Itu juga sulit untuk mendapatkan barangnya,” kata Jumiko, Minggu (26/6/2022).
Masih dikatakan Jumiko, saat ini sudah susah mendapatkan pupuk bersubsidi, harga pupuk semula (subsidi) mudah dan ringan dibeli dengan harga Rp.120 ribu per 1 saknya, sekarang berubah harga mencapai Rp.320 (tiga ratus dua puluh ribu rupiah).
“Karna itu kami petani agak pusing dan bingung, dulu masih gampang untuk mendapatkan pupuk dengan harga murah (bersubsidi),” katanya.
Lebih-lebih Jumiko mengeluhkan sering terjadinya tanaman padinya diserang penyakit hama dan termasuk banjir tahunan kerap datang merendam tanaman padi, yang beresiko akan gagal panen, dengan ini kami petani padi sawah disini berharap kepada pemerintah untuk kembali menstabilkan harga pupuk dan obat-obatan, termasuk mensosialisasikan pencegahan hama pada tanaman padi.
“Harga pupuk naik, sementara harga gabah murah yaitu Rp.450 (empat ratus lima puluh ribu) dan termasuk harga obat-obatan ikut naik, hingga pendapatan hasil panen jelas turun, “ kata Jumiko mengeluh. (bp/abd)